Keluarga Korban Minta Pertanggungjawaban 

Pekanbaru | Senin, 27 Juni 2022 - 08:43 WIB

Keluarga Korban Minta Pertanggungjawaban 
Keluarga korban kecelakaan di Simpang Panam adakan konferensi pers di salah satu kafe di Halan HR Soebrantas meminta pertanggungjawaban sopir truk yang mengakibatkan bocah kelas II SD meninggal dunia, Ahad (26/6/2022). (DEFIZAL/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kecelakaan lalu lintas (lakalantas) antara truk dan sepeda motor kembali terjadi. Kecelakaan tragis terjadi di simpang empat Jalan Garuda Sakti, Kecamatan Binawidya, Sabtu (25/6) tersebut, mengakibatkan motor tersangkut di celah ban truk dan sempat terseret 10 meter.

Akibat kecelakaan tersebut, empat orang korban mengalami luka. Dan satu orang di antaranya meninggal dunia di tempat kejadian perkara.


Kakek korban yang bernama Auzar Ilyas menjelaskan, peristiwa tersebut terjadi saat cucunya bernama Inayah, murid kelas II SD itu pulang dari dari mengambil rapor. Saat sampai di Simpang Panam kejadian kejadian naas tersebut terjadi.

Disebutkannya, sampai kemarin belum ada respon dari pihak pengemudi mobil. "Baik bertanya, ketemu, bahkan mengucapkan bela sungkawa pun belum ada dari sopir ataupun perusahaan tempat sopir tersebut bekerja," kata Auzar saat konferensi pers, Ahad (26/6).

Lanjut Auzar, pihaknya tidak mengharapkan apa-apa dari peristiwa ini. Namun mereka minta dihargai dan ucapkan bela sungkawa kepada keluarga korban. Kepada untuk pihak berwajib, Auzar berharap bisa terus mengawal kasus ini diharapkan bisa menerapkan hukum yang berlaku kepada pelaku.

Selanjutnya DPP  Himpunan Keselamatan Transportasi Masyarakat (Hikatama) mengatakan bahwa kejadian ini sudah berulang dan telah memakan beberapa korban.

"Kita lihat kejadian ini sangat memperihatinkan. Kecelakaan ini seharusnya dapat dihindari bila komponen yang terlibat dalam komunitas berjalan raya dapat mematuhi peraturan yang ada. Dan pemerintah juga diharapkan mendukung upaya yang dilakukan dalam mengatasi kecelakaan di jalan raya," ujar Yan Husnedi, perwakilan dari DPP Hikatama.

Terkait kejadian laka lantas yang terjadi di Simpang Panam, Hikatama menganggap ada beberapa catatan untuk stakeholder yang memegang kewenangan dalam lalu-lintas.

"Dari hasil pengamatan kami di lapangan, volume kendaraan yang melewati persimpangan itu cukup tinggi trafic-nya. Terutama kendaraan yang bertonase besar dan roda dua. Kemudian menurut pengamatan kami,  lebar jalan dan bahu jalan sub-standar juga kurang, sehingga arah dari Garuda Sakti menuju Soebrantas terlalu sempit," jelas Yan Husnedi.

Selain itu, menurut Hikatama, stuktur jalan di Simpang Panam itu tidak merata dan bergelombang dan bisa menyebabkan risiko kecelakaan khususnya pengguna jalan roda dua.

Lalu mereka mengharapkan adanya petugas yang berjaga di persimpangan tersebut, khususnya pada jam-jam lalu-lintas kendaraan tinggi. Ini dikarenakan volume pengguna jalan terus meningkat dan sangat padat di persimpangan tersebut.

"Kami mengharapkan pemerintah membuat jalur pemberhentian khusus roda dua untuk menghindari perhentian baik di samping ataupun di belakang kendaraan yang berukuran besar," harap Yan.

Terpisah, Kanit Laka Satlantas Polresta Pekanbaru Iptu Irsan Effendi mengatakan pihaknya telah menerima laporan dari korban yang mengalami kecelakaan di simpang empat Jalan Garuda Sakti.

"Kami terima laporan. Ada korban masih sakit dan pengemudi truk sudah diamankan di kantor bersama barang bukti kendaraan roda 12," kata Irsan, Ahad (26/6).(bay)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook